Rabu, 17 September 2008

Ternyata, Bahasa Inggris itu Penting ^-^


saya masih ingat bahwa dulu sekali cita-cita saya adalah arkeolog, saking senengnya saya sama yang namanya candi dan legenda yang bertebaran di penjuru Indonesia. Tapi ketika akhirnya kebutuhan akan pekerjaan lebih dekat daripada idealisme maka sayapun menerima pekerjaan sebagai guru playgroup di sebuah sekolah swasta di Surabaya.
Mengajar, tidak pernah terbersit sedikitpun dalam otak saya. Tapi ternyata saya jatuh cinta 1/2 mati dengan anak-anak. Dunia ini rasanya begitu ringan tanpa beban jika sudah berada di tengah mereka dan mengikuti cara berpikir mereka. Tidak ada komplexitas maupun ambisi yang muluk-muluk. Yang ada hanya satu keinginan. Apa yang diinginkan saat itu ya itu yang dilakukan, jika bosan tinggalkan beralih ke kegiatan lain yang lebih asik. Kebetulan sekolah tempat saya bekerja menggunakan 75% bahasa inggris sebagai bahasa pengantarnya. Apa boleh buat, saya yang hanya lulusan D1 (pariwisata lagi....) harus mati2an belajar speaking and writing in English. Karena ketika menyapa, bercerita, menyampaikan materi bahkan bernyanyi ya harus pakai bahasa itu. NO Indonesian, unless if you needed to repeat the meaning to the children. Saat itu booming bilingual school belum seperti sekarang ini. Hanya sekolah Internasional saja yang memakai bahasa Inggris untuk pengantar mengajar. Hampir 6 tahun saya terjun di dunia Balita, sampai akhirnya saya merasa bahwa ternyata kemampuan Bahasa Inggris saya meningkat cepat sekali. Menginjak tahun ke-3 saya diharuskan untuk mengambil S1 supaya bisa menduduki jabatan pimpinan dan punya educational background yang suitable untuk mengajar, Pilihan saya ya jatuh lagi ke jurusan Bahasa Inggris. MAu apalagi, sudah kepalang tanggung. Ketika akhirnya saya merasa pontang-panting membagi waktu antara kuliah dan kerja, saya resign. Kuliah saya oper pagi, siang sampai malam saya gunakan untuk memberi les privat (B Inggris tentunya). Dari murid yang hanya 3 orang, akhirnya saya memberi les untuk 12 anak dalam satu minggu. semuanya dari mulut ke mulut. Tidak ada brosur atau promo apapun. Sekarang saya baru merasakan tanpa kerja kantoran pun saya hidup sangat layak untuk ukuran usia saya. LEbih layak dari waktu saya jadi guru di suatu sekolah elit sekalipun. waktu luang saya sangat banyak, saya bisa bangun semaunya karena jadwal pertama saya sekitar jam 1 siang dan selesai pukul 8 malam. 8 jam kerja persis sama dengan jam kantor normal. Itupun sudah saya batasi, coba kalau saya turuti untuk menerima semua tawaran les, bisa-bisa saya ingin jam ini rasanya diset 36 jam sehari.n Apalagi sekarang, semua sekolah berlomba-lomba menjadi national plus, international, atau bilingual, wah...wah... sepertinya lahan untuk guru bahasa inggris seperti saya ini tak akan pernah habis (Insyaallah). Buat anda yang bukan guru bidang study bahasa Inggris, jangan kecil hati, karena sekarang juga orang tua murid dan sekolah-sekolah banyak yang meminta guru all-in-one. Jadi guru science yang juga bisa Inggris, gru IPS yang juga ngerti Inggris, bahkan guru matematika juga yang ngerti Inggris.
Kapan waktu belajarnya, ya sekarang inilah pak, bu, kalau tidak belajar sekarang, ya nasip kita akan terpinggirkan dan kalah oleh yang punya kemampuan lebih tadi. Sama -sama menggaji orang dengan nilai rupiah sama, pasti lebih dipilih yang + + kan, daripada yang hanya punya standard skill saja.

Tidak ada komentar: